Sabtu, 28 Maret 2009

Tulisan-tulisan Terbaru

Fokus Tim Olimpade Matematika Kota Banjar


The Exciting Math Website For Kids

.:: Home
.:: Free Math Worksheets
.:: Math Games



Our innovative math skills development programs are research based, and really work. Best of all, like everything on the KidsKnowIt Network, they are 100% FREE. Use the free math games and math activities to review, and keep your math wits sharp, or use one of our math foundations programs to develop the basic brain skills that are required to succeed with math.

Kegiatan matematika untuk anak tidak akan mengajarkan mereka kalkulus. Saya tidak berbicara tentang kalkulus dan semua mimpi buruk yang biasa dibayangkan orang mengenai matematika. Matematika ada dimana-mana ! Dan matematika itu MENYENANGKAN !

Saya percaya bahwa matematika merupakan salah satu hal dasar yang perlu dipelajari anak-anak, disamping membaca. Matematika juga merupakan hal yang dapat anda ajarkan pada anak anda sedini mungkin.

Mengajarkan matematika pada anak kecil itu bisa dikerjakan. Pengenalan bentuk, warna, berhitung, menumpuk barang. Semua itu adalah matematika dan semua dapat diajarkan pada anak kecil, bahkan bayi. (~H2O~)


Fields Medal adalah Nobelnya Matematika



Nobel? Semua orang pasti sudah pernah mendengarnya. Nobel adalah hadiah yang diberikan pada ilmuwan dunia yang menghasilkan penemuan luar biasa. Disebut-disebut sebagai penghargaan tertinggi yang bisa diperoleh seorang ilmuwan, Nobel menjadi “unsur wah” yang bakal melekat pada setiap orang yang menerimanya.

Nobel memang hadiah yang sangat bergengsi, meski demikian ada batasan bagi seseorang untuk meraihnya. Hingga kini hanya ada enam bidang ilmu yang termasuk dalam penghargaan ini, yaitu Fisika, Kimia, Kedokteran, Sastra, Perdamaian, dan Ekonomi.

Tidak ada Nobel untuk bidang Matematika

Para ilmuwan mengatakan bahwa matematika adalah induk dari segala ilmu sains. Lalu mengapa tidak ada hadiah nobel untuk matematika? Ada banyak dugaan mengenai hal ini, yang mayoritas mengatakan bahwa Alfred Nobel memiliki illfeel terhadap matematika. Namun alasan sebenarnya adalah karena Alfred Nobel menganggap matematika tidak mempunyai terapan langsung dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat dilihat dari bidang-bidang yang ada seperti yang telah tersebut di atas. Karya yang dihasilkan pun harus yang berupa terapan, tidak boleh yang berupa pengembangan teori.

Pintu untuk membuka Nobel di bidang matematika agaknya telah tertutup, namun para matematikawan telah berusaha untuk membuat jalan lain. John Charles Fields, seorang ahli matematika Kanada abad 19-20, menggagas adanya hadiah bergengsi bagi bidang matematika. Hadiah ini pada akhirnya diberi nama Fields Medal untuk menghargai almarhum.

Tidak seperti Nobel, Fields Medal diberikan pada mereka yang menghasilkan karya teoritis. Ada dua macam karya yang dapat dihasilkan oleh seseorang supaya dapat memperoleh medali ini. Yang pertama adalah jika seseorang dapat memecahkan soal yang terkenal sulit(lebih lazim disebut problem solving), dan yang ke dua adalah jika seseorang dapat menciptakan teori baru di bidang matematika.

Perbedaan yang lain yang cukup mencolok adalah kriteria peserta. Jika dalam hadiah Nobel tidak ada batasan usia, maka usia maksimum seseorang dapat menerima Fields Medal adalah 40 tahun. Jelas, bahwa medali ini ditujukan bagi para ilmuwan muda. Dasar pemikiran batasan usia ini adalah dengan harapan para penerima penghargaan terdorong untuk melanjutkan karyanya, bukannya berhenti sampai pada penerimaan hadiah. Dapat juga dikatakan, hal ini mendorong para ilmuwan muda yang belum mencapai batas usia untuk berkarya semaksimal mungkin.

Lalu sebenarnya kapan Fields Medal diberikan dan apa bentuk hadiahnya? Penghargaan diberikan pada Kongres Matematika Internasional yang diadakan empat tahun sekali(suatu batasan lagi untuk penerima penghargaan ini). Orang-orang yang layak akan mendapatkan sebuah medali emas. Sisi depan medali bergambarkan Archimedes, salah satu ahli matematika tertua di dunia, yang dikitari oleh tulisan “Transire suum pectus mundoque potiri“. Tulisan berbahasa Latin ditemui juga di sisi belakang medali, yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan “Para ahli matematika berkumpul dari seluruh dunia menghargai karya yang luar biasa”.

Fields Medal terakhir kali diadakan pada tahun 2006 di Madrid, Spanyol. Ada empat orang yang menerima penghargaan tersebut, yaitu Andrei Okounkov dari Rusia, Grigori Perelman dari Rusia, Terence Tao dari Australia, dan Wendelin Werner dari Prancis. Yang menarik dari pembagian hadiah kali ini adalah penolakan penghargaan oleh Grigori Perelman, yang beralasan bahwa para juri yang ada tidak pantas memeriksa hasil karyanya. Hal menarik lain adalah Terence Tao menjadi orang Australia pertama yang menerima hadiah ini.

Meski telah dikhususkan pada matematika, terdapat beberapa cabang matematika yang sering muncul dalam penghargaan ini. Ini bukanlah suatu hal yang perlu dikhawatirkan, karena ada banyak teori maupun penemuan baru yang dihasilkan dari bidang-bidang yang tampak terbatas itu. Hal yang seringkali terjadi adalah ditemukannya hubungan antara teori-teori yang tampaknya tidak ada hubungannya sama sekali. Dan salah juga kalau hendak dikata bahwa penghargaan ini terlalu eksklusif matematika. Edward Witten adalah fisikawan pertama yang menerima Fields Medal, tepatnya pada 1990. Lebih jauh lagi, ada banyak hubungan antara fisika dan matematika yang dihasilkan oleh para penerima medali. Pada akhirnya, matematika dapat membantu perkembangan ilmu-ilmu sains lain. (~H2O~)



The Millennium Prize Problems are seven problems in mathematics that were stated by the Clay Mathematics Institute in 2000. Currently, six of the problems remain unsolved. A correct solution to each problem results in a US$1,000,000 prize (sometimes called a Millennium Prize) being awarded by the institute. Only the Poincaré conjecture has been solved, but the solver, Grigori Perelman, has not pursued the conditions necessary to claim the prize. (~H2O~)



Hilbert's problems are a list of twenty-three problems in mathematics put forth by German mathematician David Hilbert at the Paris conference of the International Congress of Mathematicians in 1900. The problems were all unsolved at the time, and several of them turned out to be very influential for 20th century mathematics. Hilbert presented ten of the problems (1, 2, 6, 7, 8, 13, 16, 19, 21 and 22) at the conference, speaking on 8 August in the Sorbonne; the full list was published later. (~H2O~)

Tidak ada komentar: